Sejarah Nakamura


Ilmu pengobatan Cina hadir di Jepang sekitar 1500 tahun yang lalu, dimana para pendeta Budha membawa tradisi pengobatan ini ke Jepang bersama naskah-naskah kuno yang menjadi dasar pengobatan tradisional Jepang. Tahun 562, seorang pendeta Budha bernama Chi So membawa 160 buku tentang pengobatan Cina. Sekitar tahun 701-702, institusi pendidikan Jepang pertama kali didirikan. Waktu itu seorang akupunturis memerlukan waktu 7 tahun untuk memperoleh gelarnya sedangkan terapi pijat memerlukan 3 tahun.

Dimasa Kamakura Muromachi (1185 - 1574), support pemerintah terhadap pengobatan tradisional Jepang sangatlah kurang, tetapi rakyat tetap menjalankan praktek anma (pijat), akupuntur dan moxabustion (terapi dengan panas).

Ilmu pengobatan Jepang mulai berkembang pesat pada masa Edo (1602-1868) dimana banyak teknik baru berkembang termasuk Seitai. Diwaktu itu penelitian seitai dilakukan oleh para ahli pengobatan Jepang dengan membedah mayat dan mencari hubungan semua otot yang ada didalam tubuh manusia. Mereka berhasil mempetakan hubungan tulang belakang dengan organ-organ dalam manusia.

Sejak saat itu ilmu pengobatan seitai diwariskan secara turun menurun. Guru besar dari Seitai modern adalah Haruchika Noguchi (1911-1976). Beliaulah yang membuat seitai menjadi sangat popular di Jepang maupun di manca Negara. Salah satu muridnya adalah Okajima Sensei yang sangat terkenal di Jepang pada saat ini. Nakayama Sensei juga merupakan tokoh besar di dunia Seitai yang berjasa membuat seitai menjadi terkenal di manca Negara terutama di Eropa. Gus Minging D.S., Psi., pendiri Nakamura, mulai mengenal Seitai di kota Kagoshima dimana murid dari Okajima Sensei, Hamada Mihoko Sensei mengajarkan terapi seitai secara kelompok. Seitai sebagai terapi individu dipelajari penulis dari Miyata Testuro Sensei yang merupakan murid dari Nakayama Sensei. Sejak saat itu Gus Minging D.S., psikolog alumni UI ini menyebarluaskan ajaran seitai di Indonesia.

Terjemahan langsung dari Seitai adalah penyelarasan (=tai) tubuh (=sei) atau dalam bahasa inggris The Body Adjustment Therapy. Seitai adalah terapi tradisional Jepang yg bertujuan untuk menyelaraskan tubuh secara alami sehingga tercapai kesehatan tubuh dan jiwa secara alami. Terapi seitai menggunakan jari, tangan dan bagian tubuh lain untuk menstimulasi titik-titik akupuntur (tsubo) atau bagian tubuh lain sehingga aliran Qi dan darah kita yang terblokir karena problema psikologis (stress, takut, tegang, lelah mental etc.) atau fisiologis (penyakit kronis atau akut, kelelahan fisik, pegal, etc.) menjadi lancar. Aliran darah yang lancar ini membuat otot disekitarnya serta otot-otot yang berhubungan menjadi relaks. Selain itu stimulasi dapat dilakukan dengan olah gerak atau posisi badan tertentu yang bertujuan mengembalikan tubuh ke posisi normal secara alami. Seitai terapi dapat pula meningkatkan daya tahan tubuh secara alami yang sangat berguna untuk melawan berbagai penyakit fisik ataupun mental yang dialami manusia 




Riset yang dilakukan oleh Katsusuke Serizawa membuktikan bahwa adanya hubungan antara INTERNAL ORGAN dengan kulit, otot melalui sistem syaraf, dan sistem syaraf reflek. Gangguan dari organ dalam dalam dirasakan dan muncul ke permukaan tubuh. Dengan demikian, stimulasi tsubo (titik akupuntur) didekat tulang belakang dapat menstimulasi pula gerakan reflex pada organ tersebut, dan fungsi dari organ tersebut dapat ditingkatkan.


Biasanya pasien datang ke tempat praktek berawal dari keluhan atau gejala yang dirasakannya. Terapis melakukan berbagai cara untuk mendiagnosa dan mencari ketidakselarasan yang terjadi di tubuh pasien. Pertama dengan MELIHAT (MIRU) posisi duduk pasien, tinggi rendahnya tulang pinggul, pundak, panjang pendeknya kaki, bentuk tulang belakang dsb. Kedua dengan Menyentuh (SYOKUSHIN) tulang belakang atau bagian tubuh lain dan mencari letak abnormalitas. Ketiga, Mengajukan pertanyaan (MONSHIN) kepada pasien tentang gejala penyakit, riwayat penyakit, jenis pengobatan yang pernah diterima dll.

Berdasarkan ketiga hal tersebut seitai terapis melakukan berbagai macam terapi untuk mengembalikan keseimbangan tubuh. Salah satu jenis terapi seitai adalah dengan menstimulasi titik akupuntur, Terapi Tsubo/Akupresur, yang berhubungan dengan gejala penyakit dengan jari. Selain itu, Relaksasi otot-otot yang berhubungan dengan dengan gejala penyakit, misalnya pada penderita lelah mata karena sepanjang hari di depan komputer, otot-otot di sekitar leher direlaksasi untuk menghilangkan kelelahan otot mata. Contoh lainnya, orang yang kurang dapat mengontrol emosi bagian pinggal kanannya akan terasa keras. Terapis melakukan relaksasi di bagian pinggang tersebut. Tehnik relaksasi otot ada lebih dari 10 macam gerakan dan teknik mulai dengan menggunakan jari tangan, menarik, memutar, menekan, dll. Stimulasi pada tulang belakang (sebone chosei) merupakan salah satu bentuk terapi yang sangat penting di Seitai.


Mungkin Anda akan merasa takut mendengar tehnik-tehnik yang digunakan karena bayangan rasa sakit. Justru sebaliknya terjadi di ruang praktek adalah tidak jarang pasien tertidur dengan nyenyak karena tubuhnya mencapai tahap relaks yang sangat dalam dan pernafasan menjadi lambat dan dalam. Pasien juga merasa tenang dan nyaman.

Lama dari terapi biasanya tergantung dari seberapa parah penyakit yang diderita pasien. Secara umum pengobatan Jepang membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dari pada pengobatan barat karena sifatnya pasien menyembuhkan penyakit dengan daya tahan tubuhnya sendiri. Terapis hanya membantu pasien untuk membangkitkan daya sembuh alaminya. Lama 1x terapi bervariasi dari 30`-120`. Rutinitas untuk menerima terapi merupakan kunci keberhasilan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk pencegahan disarankan 1 minggu 1-2 kali terapi, sedangkan untuk perawatan dan penyembuhan 2-3 x terapi tiap minggu.


Pengobatan tradisional Jepang mendeteksi penyakit pada tahap yang sangat awal pada diagnosa dan mengintruksikan pasien untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Terapi dilakukan untuk mencapai keseimbangan kondisi tubuh and jiwa secara alami. Praktisi pengobatan Jepang tidak hanya membantu pasien untuk menghilangkan rasa sakit tetapi juga untuk mencapai keharmonisan dengan alam.

Di Jepang, orang percaya bahwa setiap orang memiliki ketidakselarasan dengan tubuhnya yang disebabkan oleh posisi duduk, kebiasaan, makanan, kondisi psikis dan fisik yg kurang normal. Jadi tujuan terapi adalah secara konsisten mencari titik keseimbangan dan proses keseimbangan tersebut merupakan tujuan. Selain itu pandangan holistik terhadap kesehatan fisik (sistem pernafasan, sirkulasi darah, otot dll.), mental (emosi, pikiran, psikologis) dan spiritual juga merupakan faktor yang sangat ditekankan dalam terapi.



Pencarian

Kabar Terbaru

stats online users